Rabu, 26 Februari 2014

Sambang Kutho Semarang

Apa yang anda pikirkan ketika pertama kali mengunjungi kota semarang?
Gedung Lawang Sewu dengan keunikannya, atau Bukit Gombel di semarang atas?

Bagiku kota semarang adalah kota 1000 traffic light.. hhahahaah,,, coba cek saja di sekitaran Tugu Muda hingga Simpang Lima,berapa traffic light yang ada.Tapi ini sebanding dengan padatnya arus lalu lintas di pusat kota semarang..
Jalan-jalan kali ini karena rasa penasaran pada gedung lawang sewu dan kota lama di Jl. Let Jen Soeprapto.Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt,bagai berada di negara bunga tulip.Rute yang kami tempuh dari surabaya yakni jalur pantura melewati lamongan-tuban-rembang-pati-kudus-demak-semarang.
Memasuki semarang akan di sambut dengan areal perindustrian kali gawe lalu memasuki semarang kota lama hingga simpang lima.Hotel yang ditawarkan sekitar Jl. Imam Bonjol pun relatif murah,berkisar antara Rp. 60.000,- hingga Rp. 75.000,-.Untuk mencari makananpun ada pedagang kaki lima atau warung yang berjajar di sekitaran jalan ini.
Menjelang malam kamipun menjajal kuliner di kawasan simpang lima,harga yang di bandrol sebanding dengan cita rasa yang di suguhkan.Malam hari simpang lima begitu ramai dengan warga semarang yang berwisata kuliner atau sekedar bermain sepeda hias.


                                                Kawasan simpang lima semarang

Setelah berwisata kuliner dan menikmati hiruk pikuk simpang lima,kami melanjutkan perjalanan ke kota lama di jln. LetJend Suprapto.Bangunan-bangunan kota lama di semarang tak kalah eksotik dibandingkan dengan surabaya dan malang.
Ada yang berbeda ketika memasuki kawasan kota lama semarang,jalannya berupa paving bukan aspal atau beton,sayang pencahayaannya kurang kecuali di titik-titik tertentu.

 GPIB Immanuel

  


Pergudangan atau Perkantoran yak?















Sepertinya Pergudangan.. :D












Puas jalan-jalan di kota lama,kamipun segera meng-istirahatkan diri.
Keesokan paginya kamipun melangkahkan kaki ke Bangunan lawang sewu.Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api pada zaman penjajahan belanda,untuk memasuki bangunan lawang sewu,kita membayar tiket Rp. 10.000,- untuk orang dewasa dan Rp. 5.000,- untuk anak-anak dan pelajar.Bangunan lawang sewu mempunyai pintu yang banyak,jendela dan pintunya juga tinggi-tinggi.
Bangunan utama lawang sewu memiliki 3 lantai,sedangkan bangunan di sayap kanan dan kiri memiliki 2 lantai.Bangunan ini memiliki ruang bawah tanah yang dulunya di pakai penjara dan saluran air sehingga bangunan diatasnya tetap dingin.






 Bangunan utama Lawang Sewu












Bangunan di sayap kanan







Aula yg menurut keterangan sering dipakai untuk syuting film












Lokomotif di depan Gedung Lawang Sewu












Menjelang siang kami melanjutkan perjalanan ke Pagoda Buddhagaya Watugong di Jln. perintis kemerdekaan,banyumanik semarang atas.Untuk menuju pagoda watu gong kita melewati bukit gombel dan dapat melihat kota semarang dari atas bukit ini.

















Bukit Gombel,Semarang atas.
Pada malam hari terlihat lebih bagus.














Pagoda Buddhagaya Watugong







 

















Pagoda watugong memiliki 7 tingkat dengan tinggi 45 meter.



Menjelang sore kamipun menyempatkan diri mampir ke Klenteng Sam Poo Kong di jalan simongan,sebelum esok paginya kembali ke surabaya.


Perjalanan pulang ke surabaya sempat mampir sejenak ke Masjid Agung Demak.


 Lelahpun terbayar setelah sampai di Kota tercinta Surabaya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar